Skip to main content

Hermus Indou dari Penggembala Sapi Menjadi Bupati

Tak ada yang menduga ketika seorang penggembala sapi bahkan pembantu penjual pisang goreng dan penjual es lilin di sekolah, kini menjadi seorang Bupati? Ya, dialah Hermus Indou, yang saat ini menjadi Bupati Kabupaten Manokwari periode 2021-2024.  “Saat masih kecil dulu, saya menjadi penggembala sapi, juga menjadi tukang pegang termos air panas dari penjual pisang goreng yang menjual es lilin di SMP Negeri Warmare,” cerita Bupati Manokwari, Hermus Indou tentang masa kecilnya.  Tak hanya itu, ketika duduk di bangku Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Manokwari, Hermus Indou menjadi pesuruh dari teman-teman sekolahnya untuk membeli sesuatu di luar sekolah. “Saya biasa disuruh teman-teman untuk beli pisang goreng. Setelah beli pisang goreng itu, saya juga dapat jatah, sehingga bisa makan pisang goreng juga,” kenangnya. Hal ini dilakukan Hermus Indou muda, agar dirinya tidak kelaparan di sekolah. Karena pada masa itu, adalah masa-masa yang sangat sulit baginya untuk mendapatkan ua...

Mengunjungi Kampung Nadofuai Distrik Waropen Atas Kabupaten Mamberamo Raya ( Bagian-2)


Nampak anak-anak di kampung Nadofuai yang sudah mulai sekolah dengan baik, berharap masa depannya tidak sekelam orang tua mereka.
Masyarakat di Kampung Nadofuai dahulu hidup berpindah-pindah tempat demi  mengisi perut dan bertahan hidup. Meskipun ketika itu mereka sudah berada dalam Pemerintahan Kabupaten Yapen Waropen dan Kabupaten Waropen, namun kebiasaan hidup berpindah-pindah masih tetap berlanjut.
Laporan : Alberth Yomo
Sebelum menjadi Kampung yang definitif pada tahun 1992, Nadofuai merupakan bagian dari Rukun Wilayah (RW) Kampung Barapasi. Dengan jarak kurang lebih 11 kilometer dari Kampung Barapasi yang merupakan Ibukota dari Distrik Waropen Atas, tentu sangat sulit mendapat perhatian dari Pemerintah Kabupaten yang ketika itu hanya fokus pada Ibukota Distrik.
Dalam situasi itu, tidak ada yang bisa mereka lakukan selain hanya hidup berburu binatang hutan, membuka lahan untuk berkebun,  pergi ke laut mencari ikan, mencari kepiting dan kerang sebagai sumber protein. Tidak ada dalam pikiran mereka, tentang kesehatan, pendidikan, dan ekonomi yang baik untuk masa depan anak-anak mereka.
Sekretaris Kampung Nadofuai, Piter Dasinapa dan Ketua Bamuskam, Ben Imbiri mengakui hal itu sebagai penyebab lambannya perkembangan pengetahuan di masyarakat. Hingga saat ini, hanya satu orang putra asli Nadofuai yang bisa sekolah hingga ke perguruan tinggi, dan saat ini sedang menempuh kuliah di Universitas Negeri Cenderawasih.” Tidak ada Sarjana dari Kampung ini, semua putus sekolah di tengah jalan. Baru satu anak dari kampung ini, sekarang sudah semester III di Uncen,” ujar Ben Imbiri.
Dijelaskan, ketika itu Pemerintah Kabupaten Waropen sudah membangun Sekolah Dasar 3 ruangan, tapi karena masyarakat sering berpindah-pindah, akhirnya sekolah itu ditinggalkan oleh guru-guru dan anak-anakpun putus sekolah. Kondisi itu mereka alami hingga tahun 2005, memasuki tahun 2006, datanglah proyek pembangunan 103 rumah dari Dinas Sosial Provinsi Papua, dengan dibangunnya rumah-rumah itu, masyarakat kini tidak berpindah-pindah lagi, tetapi mereka sudah hidup menetap.
Ketika itu muncul isu program Respek yang dicanangkan oleh mantan Gubernur Bas Suebu, kemudian di saat yang sama, Kabupaten Mamberamo Raya dimekarkan. Akhirnya masyarakat mulai merasakan campur tangan Pemerintah yang sangat nyata. Selain mendapat Dana Respek Rp 100 Juta, masyarakat di Kampung Nadofuai juga terbantukan dengan dana pemberdayaan Rp 200 Juta dari Karateker Bupati Mamberamo Raya.
Pelan namun pasti, perubahan itu mulai terjadi di Kampung Nadofuai, sebelumnya masyarakat hanya menggunakan dayung untuk mengayuh perahu, kini sudah ada 45 motor tempel di Kampung, hampir semua kepala keluarga memiliki motor tempel dan ketinting, suatu perubahan yang luar biasa.
“ Padahal Otonomi Khusus sudah ada dari tahun 2001, tetapi kampung kami baru rasakan uluran tangan Pemerintah itu pada tahun 2007 sampai sekarang, ketika Bas Suebu jadi Gubernur. Bukan hanya motor, masyarakat juga sudah buka usaha kios, jadi sekarang di kampung itu sudah ada 6 kios,” tandas Ben Imbiri dengan wajah berseri.
Ben mengakui, bahwa program Respek yang dilahirkan oleh Bas Suebu bukan saja telah membantu masyarakat di Kampungnya, tetapi juga masyarakat yang ada hidup di kampung-kampung di Waropen Atas.”Mungkin bukan hanya kita di Waropen, tetapi semua kampung di Papua, khususnya di daerah-daerah pedalaman, pasti juga rasakan hal yang sama,” jelasnya.
Dengan kondisi yang mulai membaik ini, anak-anak di Kampung Nadofuai juga sudah diarahkan untuk bisa sekolah dengan baik, mengikuti jenjang pendidikan secara benar, sehingga bisa lebih baik dari kehidupan generasi sebelumnya.” Sudah lama kami bergumul dengan masa depan anak-anak kami, puji Tuhan, sekarang kami mulai rasa senang,” ucapnya.
Saat ini, di kampung Nadofuai telah berdiri SD 3 ruangan kelas dan SMP Satu Atap, hampir seluruh anak-anak usia sekolah di kampung ini bersekolah, dan tidak seperti dulu lagi. Dengan tersedianya guru-guru yang menetap, Ben berharap, anak-anak di Kampung Nadofuai bisa memiliki masa depan yang cerah untuk kebanggaan Kampung Nadofuai.( bersambung )

Comments

Popular posts from this blog

Ingin Sepakbola di Manokwari Kembali Bergairah, Perseman All Star Berkumpul di Borarsi

Manokwari,- Sepakbola di Tanah Papua sebenarnya bukan hanya bicara soal kebugaran, bukan soal prestasi, bukan soal sejarah, bukan soal uang dan bukan soal ketenaran. Tapi bicara sepakbola di Tanah Papua adalah bicara soal identitas, jati diri dan harga diri anak-anak yang lahir di Tanah Papua. Karena itu, ketika gema sepakbola sudah tidak terdengar lagi dalam beberapa tahun di Kota Manokwari, tempat kelahiran salah satu bintang sepakbola  Papua dan Nasional Adolof Kabo, orang sejagat Manokwari Raya bertanya-tanya, ada apa dengan Perseman? kenapa sepakbolanya tak terdengar lagi? kemana orang-orang yang mengurus sepakbola di Manokwari? dan berbagai pertanyaan lainnya. Hal ini kemudian mengusik dan sangat mengganggu telinga mantan-mantan pemain Perseman Manokwari. Melalui Paulus Krey, Elisa Anderi, Ferry Hurulean, Marchell Brian Rumaikewi dan sejumlah mantan pemain Perseman, kemudian menginisiasi pertemuan kecil di pinggir lapangan Borarsi Manokwari, kemudian berlanjut pada pertemuan ...

Tampil Pada Iven Internasional, Dampaknya Besar Bagi Pembangunan Papua

Penjabat Gubernur Provinsi Papua,DR.Drs. Syamsul Arief Rivai,MS  , ketika menyaksikan tarian Yospan yang ditampilkan anak-anak Papua di pameran Pariwisata Internasional ITB Berlin Berlin- Menampilkan budaya dan potensi alam Papua di Ivent Internasional mempunyai pengaruh dan dampak yang sangat besar untuk pembangunan Papua ke depan. Demikian diungkapkan  Penjabat Gubernur Provinsi Papua,DR.Drs. Syamsul Arief Rivai,MS usai menyaksikan tarian Yospan yang ditampilkan mahasiswa-mahasiswa Papua pada  pameran Pariwisata Internasional ITB Berlin,di Messe Berlin, Jerman, Sabtu(10/3). “ Bukan saja untuk orang Papua, tetapi menunjukkan kepada dunia, bahwa salah satu Provinsi di Indonesia yaitu Provinsi Papua mempunyai sumber daya budaya yang teramat sangat besar dan itu yang akan kita jadikan sebagai entry point dalam rangka membangun karakter anak-anak Papua agar bisa menjadi harapan Papua di masa yang akan datang,” tandas Penjabat Gubernur Provinsi Papua ini. Kata Gubernur...

Yang Tercecer Dari Pameran Pariwisata Internasional di Berlin- Jerman ( Bagian-4/ Habis)

Penjabat Gubernur Provinsi Papua,DR.Drs.Syamsul Arif Rivai,MS   Pada hari ketiga berlangsungnya pameran ITB Berlin, stand Papua yang dikelola oleh Dr.Werner mendapat kunjungan istimewa dari Penjabat Gubernur Provinsi Papua, Dr.Drs. Syamsul Arif Rivai,MS, beserta rombongan dari Pemerintah Provinsi Papua. Apa tanggapan penjabat Gubernur Papua ini setelah melihat stand Papua pada pameran di ITB Berlin? Laporan : Alberth Yomo Ketika Penjabat Gubernur Provinsi Papua ini tiba di Berlin, rombongan penari dari pegunungan Bintang serta rombongan dari Sarmi terlebih dahulu sudah meninggalkan Berlin menuju Denhaag, Belanda, sehingga penjabat Gubernur tidak sempat melihat secara langsung tarian dari Pegunungan Bintang. Meski demikian, tanpa mengurangi rasa hormat kepada Gubernur Papua dan rombongan di lokasi pameran, anak-anak Papua yang sekolah di Jerman mempersembahkan tarian Yospan, yang disaksikan pengunjung pameran dan tamu kehormatan di Stand Papua, yakni Penjabat Gubernur Provinsi...