Skip to main content

Posts

Showing posts from February, 2012

Hermus Indou dari Penggembala Sapi Menjadi Bupati

Tak ada yang menduga ketika seorang penggembala sapi bahkan pembantu penjual pisang goreng dan penjual es lilin di sekolah, kini menjadi seorang Bupati? Ya, dialah Hermus Indou, yang saat ini menjadi Bupati Kabupaten Manokwari periode 2021-2024.  “Saat masih kecil dulu, saya menjadi penggembala sapi, juga menjadi tukang pegang termos air panas dari penjual pisang goreng yang menjual es lilin di SMP Negeri Warmare,” cerita Bupati Manokwari, Hermus Indou tentang masa kecilnya.  Tak hanya itu, ketika duduk di bangku Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Manokwari, Hermus Indou menjadi pesuruh dari teman-teman sekolahnya untuk membeli sesuatu di luar sekolah. “Saya biasa disuruh teman-teman untuk beli pisang goreng. Setelah beli pisang goreng itu, saya juga dapat jatah, sehingga bisa makan pisang goreng juga,” kenangnya. Hal ini dilakukan Hermus Indou muda, agar dirinya tidak kelaparan di sekolah. Karena pada masa itu, adalah masa-masa yang sangat sulit baginya untuk mendapatkan uang, apala

Mengunjungi Kampung Nadofuai Distrik Waropen Atas Kabupaten Mamberamo Raya ( Bagian-3)

Anak-anak mendayung di sungai Nadofuai Meskipun sekolah di Kampung Nadofuai sudah berjalan normal, namun para orangtua masih mengeluh soal keberadaan guru-guru di Kampung itu. Selain minimnya guru tetap, ada pula guru yang meninggalkan tempat tugas hingga berbulan-bulan. Laporan : Alberth Yomo Kampung Nadofuai, memiliki gedung sekolah dasar dengan  tiga ruang kelas, sementara SMP satu atap memiliki dua ruang kelas. Sekolah ini dibangun oleh Pemerintah Kabupaten Mamberamo Raya, dengan harapan, agar anak-anak di Kampung Nadofuai ini bisa mendapatkan pendidikan dengan baik dan mampu mengikuti jenjang pendidikan secara normal, tanpa putus sekolah. Kepala Sekolah SD Negeri Inpres Nadofuai,Yohan Nussy,SPd mengakui, jika lambatnya pembangunan manusia di Nadofuai lebih disebabkan karena intensitas perpindahan penduduk yang sering terjadi hingga tahun 2006. Akibat sering berpindah-pindah tempat pemukiman masyarakat, dampaknya dirasakan oleh anak-anak dan para guru yang ditugaskan di kampung

Mengunjungi Kampung Nadofuai Distrik Waropen Atas Kabupaten Mamberamo Raya ( Bagian-2)

Nampak anak-anak di kampung Nadofuai yang sudah mulai sekolah dengan baik, berharap masa depannya tidak sekelam orang tua mereka. Masyarakat di Kampung Nadofuai dahulu hidup berpindah-pindah tempat demi  mengisi perut dan bertahan hidup. Meskipun ketika itu mereka sudah berada dalam Pemerintahan Kabupaten Yapen Waropen dan Kabupaten Waropen, namun kebiasaan hidup berpindah-pindah masih tetap berlanjut. Laporan : Alberth Yomo Sebelum menjadi Kampung yang definitif pada tahun 1992, Nadofuai merupakan bagian dari Rukun Wilayah (RW) Kampung Barapasi. Dengan jarak kurang lebih 11 kilometer dari Kampung Barapasi yang merupakan Ibukota dari Distrik Waropen Atas, tentu sangat sulit mendapat perhatian dari Pemerintah Kabupaten yang ketika itu hanya fokus pada Ibukota Distrik. Dalam situasi itu, tidak ada yang bisa mereka lakukan selain hanya hidup berburu binatang hutan, membuka lahan untuk berkebun,  pergi ke laut mencari ikan, mencari kepiting dan kerang sebagai sumber protein. Tidak ada

Mengunjungi Kampung Nadofuai Distrik Waropen Atas Kabupaten Mamberamo Raya ( Bagian-1)

Jaring Udang di Nadofuai Kampung Nadofuai secara administratif, masuk dalam wilayah Pemerintahan Kabupaten Mamberamo Raya, namun jika ditinjau dari aspek pelayanan, kampung ini lebih mudah dijangkau dari Ibukota Kabupaten Kepulauan Yapen atau Ibukota Kabupaten Waropen,Urfas. Berikut laporan perjalanan wartawan papua baru selama dua minggu di kampung penghasil udang ini.... Laporan : Alberth Yomo Jika melalui Kasonaweja, ibukota Kabupaten Mamberamo Raya, yang jaraknya kurang lebih 140 km ini, butuh waktu sekitar 8-10 jam perjalanan menggunakan speedboat menyusuri sungai Mamberamo dan Lautan Pasific, dengan menghabiskan bbm ( bensin ) kurang lebih 800 liter . Selain butuh biaya yang besar untuk cost bbm, faktor cuaca dan keadaan laut yang sering tidak bersahabat, menjadi persoalan tersendiri yang sering menciutkan nyali motoris dan penumpangnya. Sementara dari Serui,Ibukota Kabupaten Kepulauan Yapen, jaraknya hanya 57 km, dengan waktu tempuh 1,5 jam menggunakan speedboat, membutuhkan

Bupati Sarmi Desak Digelarnya Musdalub KNPI Sarmi

Mesak Manibor Sarmi- Bupati Kabupaten Sarmi,Drs.Mesak Manibor,MMT dengan tegas meminta kepada pengurus KNPI Kabupaten Sarmi agar segera menggelar Musyawarah Daerah Luar Biasa (Musdalub) dalam rangka pembentukan pengurus dan ketua KNPI Kabupaten Sarmi yang baru, karena kepengurusan lama dinilai telah berjalan dijalur yang salah, bahkan dengan nyata-nyata telah melanggar anggaran dasar dan anggaran rumah tangga(AD/ART) serta aturan organisasi yang berlaku. "Bagaimana seorang Bupati bisa menjabat sebagai ketua   KNPI, bahkan lebih arogan lagi, menjadi Bupati di wilayah Pemerintahan lain, dan disaat yang sama menjadi Ketua KNPI di wilayah Pemerintahan yang lain,"jelasnya. Karena itu, Bupati Kabupaten Sarmi ini juga minta kepada KNPI Provinsi Papua untuk segera mengambil langkah  mengatasi persoalan ini  secara tegas sesuai dengan anggaran dasar dan anggaran rumah tangga(AD/ART) organisasi. "Sebagai mantan pengurus KNPI Provinsi Papua saya prihatin melihat

Pemerintah Kabupaten Sarmi Sangat Mendukung PNPM Mandiri-Respek

Mesak Manibor Sarmi -Pemerintah Kabupaten Sarmi berkomitmen penuh untuk mendukung program PNPM Mandiri-Respek, sebagai bukti, Pemerintah Kabupaten Sarmi akhirnya menyanggupi untuk sharing dana APBDnya dengan dana APBN melalui kewajiban Dana Daerah Urusan Bersama(DDUB). Kewajiban Pemerintah Kabupaten Sarmi itu diwujudkan dengan mengalokasikan anggaran lebih dari Rp 3 Miliar untuk mendukung program nasional PNPM Mandiri Respek di Kabupaten Sarmi. "Ya, kami sudah setujui itu dan sudah siapkan anggarannya  Rp 3 Miliar lebih sebagai dana sharing bersama dengan APBN untuk mendukung program PNPM Mandiri Respek di Kabupaten Sarmi,"jelas Bupati Kabupaten Sarmi,Drs.Mesak Manibor, MMT di kediamannya, kemarin. DDUB  ini kata Manibor, merupakan hal penting untuk diseriusi Pemerintah Daerah,  demi percepatan penurunan angka kemiskinan di daerah,dan sudah saatnya Pemerintah Kabupaten/Kota mensinergikan program-program penanggulangan kemiskinan dengan inisiatif masing-masin

Pemprov Papua Diminta Segera Fasilitasi Membahas Persoalan Batas Wilayah

Mesak Manibor Sarmi- Bupati Kabupaten Sarmi,Drs.Mesak Manibor,MMT minta kepada Pemerintah Provinsi Papua untuk secepatnya memfasilitasi pertemuan antara Kabupaten Sarmi, Kabupaten Jayapura dan Kabupaten Mamberamo Raya untuk membicarakan persoalan batas wilayah Pemerintahan yang belum jelas antara 3 Kabupaten ini.  "Ada kekeliruan yang dilakukan  terhadap pembagian wilayah, banyak aspek yang tidak diperhitungkan dalam pembagian wilayah, karena itu saya minta kepada Pemerintah Provinsi Papua agar memfasilitasi pertemuan ini, sehingga persoalan batas wilayah Pemerintahan antar Kabupaten bisa dievaluasi dan diatur kembali secara baik," jelasnya.  Kata Manibor,  setelah melihat ketetapan batas wilayah yang selama ini ada di Provinsi, ia sedikit kecewa karena  sangat tidak sesuai dengan peta tata ruang yang ada di Kabupaten Sarmi. "Dalam hal ini, batas wilayah antar Kabupaten, tidak bisa menggunakan batas alam alur sungai, atau tanda alam lainnya, itu bisa dil