Tak ada yang menduga ketika seorang penggembala sapi bahkan pembantu penjual pisang goreng dan penjual es lilin di sekolah, kini menjadi seorang Bupati? Ya, dialah Hermus Indou, yang saat ini menjadi Bupati Kabupaten Manokwari periode 2021-2024. “Saat masih kecil dulu, saya menjadi penggembala sapi, juga menjadi tukang pegang termos air panas dari penjual pisang goreng yang menjual es lilin di SMP Negeri Warmare,” cerita Bupati Manokwari, Hermus Indou tentang masa kecilnya. Tak hanya itu, ketika duduk di bangku Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Manokwari, Hermus Indou menjadi pesuruh dari teman-teman sekolahnya untuk membeli sesuatu di luar sekolah. “Saya biasa disuruh teman-teman untuk beli pisang goreng. Setelah beli pisang goreng itu, saya juga dapat jatah, sehingga bisa makan pisang goreng juga,” kenangnya. Hal ini dilakukan Hermus Indou muda, agar dirinya tidak kelaparan di sekolah. Karena pada masa itu, adalah masa-masa yang sangat sulit baginya untuk mendapatkan ua...
Tim Tari asal pegunungan bintang yang dikenal dengan sebutan Murop Tabib, benar-benar membuat kejutan di stand Indonesia pada pembukaan pameran Pariwisata Internasional ITB-Berlin. Pukulan tifa, alunan suara yang khas serta tarian dari 10 penarinya, sekejap membuat hidup suasana di stand Indonesia, karena semua mata pengunjung yang berada disekitarnya mencari dan berdesak-desakkan untuk menyaksikan tarian ini.
Laporan : Alberth Yomo- Berlin
Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Indonesia, yang diwakili oleh Director of Internasional Tourism Promotion Kementrian Kebudayaan dan Pariwisata Indonesia, Nia Niscaya, mengaku kaget tapi juga merasakan kebahagiaan yang luar biasa, setelah melihat tarian adat yang dipersembahkan oleh para penari asal Pegunungan Bintang Papua, pada pembukaan pameran Pariwisata Internasional ITB Berlin, yang berlangsung di Berlin, Jerman, Rabu(7/3)lalu.
“ Ini surprise, saya tidak menduga Papua bisa hadir dalam iven sebesar ini, apalagi bisa menampilkan tarian adatnya. Luar biasa, hari ini saya sangat bahagia dan bangga, karena ditengah-tengah acara yang padat dan ramai ini, tim tari dari Indonesia yang diwakili oleh saudara-saudara saya dari Papua membuat seluruh pandangan mata para pengunjung dari berbagai negara, tertuju kepada stand Indonesia,” ungkap Nia Niscaya.
Nia menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada para penari, kepada Pemerintah Provinsi Papua dan kepada Pemerintah Kabupaten Pegunungan Bintang, yang telah memberi dukungannya melalui tim tari Murop Tabib Pegunungan Bintang Papua, sehingga dari penampilan itu, memberi efek yang positif pada stand Indonesia, pengunjung banyak yang datang dan bertanya.
Nia berharap, Pemerintah Provinsi Papua secepatnya membenahi infrastruktur transportasi dan akomodasi yang mendukung kegiatan wisatawan, disamping itu harus memberikan jaminan keamanan, karena melalui promosi ini, banyak wisatawan akan berkunjung ke Papua, apalagi Papua dikenal sebagai daerah yang masih utuh alamnya, yang merupakan daya tarik luar biasa, khususnya bagi wisatawan dari Eropa.
Sementara itu, Gubernur Provinsi Papua yang diwakili oleh Kepala Biro Humas dan Protokol, Anni Rumbiak,SE,MM juga terharu dan mengaku bangga, karena Papua berhasil mewakili Indonesia dan mempersembahkan salah satu bagian dari kekayaan yang dimiliki di bumi cenderawasih dalam Iven Internasional yang dihadiri 178 Negara ini.
“ Terima kasih buat para penari, karena telah memberikan warna yang berbeda dalam Iven Internasional ini, ke depannya, perlu ada koordinasi yang lebih baik lagi dengan seluruh Pemerintah Kabupaten se-Papua dan Pemerintah Provinsi Papua serta para agen wisata, sehingga menciptakan peluang yang lebih besar lagi bagi peningkatan kunjungan wisata ke Papua,” tandas Anni Rumbiak.
Tim tari Murop Tabib asal Pegunungan Bintang Papua ini, awalnya diberi kesempatan hanya sekali pentas, tetapi seiring banyaknya permintaan dari pengunjung yang tidak sempat melihat tarian ini, akhirya panitia ITB Berlin meminta Indonesia untuk menampilkan kembali tarian asal Papua itu.” Sungguh luar biasa, semoga ke depannya Papua bisa lebih siap lagi,” tandas koordinator tim tari, Silvester Oropyana.
Silvesterpun mencucurkan air matanya ketika diwawancarai, ia mengucap syukur kepada Tuhan Yesus yang telah memberikan kesempatan kepada dirinya dan 10 penarinya, sehingga bisa berkunjung ke Jerman.”Ini sejarah, kami akan ingat seumur hidup kami, karena kami tidak tampil di tingkat kampung, tingkat Distrik, tingkat Kabupaten,tingkat Provinsi atau tingkat Nasional, tetapi ini di tingkat Internasional,” ujar Silvester bangga.
Dengan wajah sedih, Silvester yang saat itu dikelilingi oleh para penari dari Pegunungan Bintang ini hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya dengan perasaan haru ia berkata, bahwa mereka yang menari ini adalah orang dari Kampung, dan apa yang mereka lakukan di Berlin ini seperti sebuah mimpi baru yang tidak pernah termimpikan, namun tiba-tiba menjadi kenyataan.
Silvester berharap, Pemerintah Daerah, bukan saja dari Kabupaten Pegunungan Bintang, tetapi untuk semua Bupati di Papua, agar serius memperhatikan budayanya masing-masing, sesuai dengan ciri khas kedaerahan, kemudian dikemas dalam bingkai Pariwisata, agar mampu menarik Wisatawan Mancanegara untuk datang ke Papua.( bersambung )


Comments
Post a Comment