Tak ada yang menduga ketika seorang penggembala sapi bahkan pembantu penjual pisang goreng dan penjual es lilin di sekolah, kini menjadi seorang Bupati? Ya, dialah Hermus Indou, yang saat ini menjadi Bupati Kabupaten Manokwari periode 2021-2024. “Saat masih kecil dulu, saya menjadi penggembala sapi, juga menjadi tukang pegang termos air panas dari penjual pisang goreng yang menjual es lilin di SMP Negeri Warmare,” cerita Bupati Manokwari, Hermus Indou tentang masa kecilnya. Tak hanya itu, ketika duduk di bangku Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Manokwari, Hermus Indou menjadi pesuruh dari teman-teman sekolahnya untuk membeli sesuatu di luar sekolah. “Saya biasa disuruh teman-teman untuk beli pisang goreng. Setelah beli pisang goreng itu, saya juga dapat jatah, sehingga bisa makan pisang goreng juga,” kenangnya. Hal ini dilakukan Hermus Indou muda, agar dirinya tidak kelaparan di sekolah. Karena pada masa itu, adalah masa-masa yang sangat sulit baginya untuk mendapatkan ua...
![]() |
| Francklin Fonataba, salah satu mahasiswa Papua ketika membantu Werner mempromosikan Papua di Pameran Wisata Internasional, Berlin. |
![]() |
| Mahasiswa papua lainnya, Fredi Kenelak, ketika mendampingi Mark, putra DR Werner, mempromosikan Papua kepada para pengunjung |
![]() |
| Penjabat Gubernur Provinsi Papua, DR.Syamsul Arif Rivai,MS ketika mengunjungi stand Papua milik DR Werner |
Laporan : Alberth Yomo
Dalam pameran bertajuk ITB-Berlin ini, sejumlah maskapai penerbangan, perusahaan perhotelan serta perusahaan travel tingkat dunia dari berbagai negara mempromosikan perusahaannya masing-masing, termasuk perusahaan penerbangan Garuda Indonesia, perusahaan perhotelan dan perusahaan perjalanan wisata di Indonesia.
Dalam event ini Pemerintah Provinsi Papua tidak terlibat langsung, tetapi pameran ini menjadi sangat penting bagi Pemerintah Provinsi Papua untuk melihat bagaimana pentingnya promosi potensi kekayaan alam dan kekayaan seni dan budaya Papua kepada masyarakat Eropa, sehingga Papua bisa menjadi pilihan wisatawan Eropa yang berkunjung ke Indonesia.
Meskipun Provinsi Papua tidak terlibat secara langsung, namun nama Papua selalu menghiasi pameran ini selama 10 tahun berturut-turut yang dipromosikan oleh DR.Werner F Weiglein, pemilik Baliem Valey Resort Wamena, sehingga lewat promosi yang dilakukan oleh DR.Werner ini dalam pameran ini, Papua akhirnya bisa mendapat tempat di hati sejumlah wisatawan Eropa yang berkunjung ke Indonesia.
Apa yang dilakukan oleh DR.Werner ini, akhirnya didukung oleh Barnabas Suebu ketika terpilih menjadi Gubernur Provinsi Papua 2006-2011, lalu Bas Suebu ketika itu menjadikan pameran ini sebagai event tahunan yang wajib diikuti oleh Pemerintah Provinsi Papua melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata untuk belajar dengan melihat dari dekat bagaimana promosi itu dilakukan untuk menarik para wisatawan.
Tetapi sayangnya, beberapa delegasi yang diutus dari Papua, tidak menjadikan Event ini sebagai tempat promosi yang handal, justru Event ini dijadikan sebagai alasan perjalanan Dinas ke luar negeri untuk sekedar jalan-jalan atau berwisata ria.” Saya sudah ikut Event ini bertahun-tahun, jadi saya tahu apa yang dilakukan tim dari Papua di sini. Jadi sebenarnya yang mempromosikan Papua, selain Werner, juga dari Adventure Indonesia, sedangkan tim yang datang dari Kabupaten Jayapura tahun lalu dan sekarang Kabupaten Sarmi, hanya jalan-jalan atau berwisata. Jadi bohong, kalau mereka katakan datang untuk mengikuti pameran dan mempromosikan potensi wisata di Kabupatennya” ujar Papua Branch Manager Adventure Indonesia, Alexander Maury ketika ditemui papua baru di tempat pameran ITB-Berlin.
Dijelaskan, bahwa tahun lalu, ketika beberapa delegasi dari Kabupaten Jayapura datang ke Pameran ini, mereka hanya beberapa saat dalam lokasi pameran lalu pergi berwisata, sedangkan brosur yang dibawa dari sana( Papua) dititipkan dan dicecerkan begitu saja tanpa ada yang bertanggung jawab, demikian halnya dengan delegasi dari Kabupaten Sarmi, brosurnya dilepas begitu saja, lalu pergi.
“Ini pameran Internasional yang memiliki arti sangat strategis bagi kemajuan dunia Pariwisata, lihat saja di stand lainnya, bagaimana mereka yang ditugaskan benar-benar menjalankan tugas promosi dengan baik, mereka memberikan brosur kepada pengunjung yang lewat di depan standnya, lalu menjelaskan hingga mereka berdiskusi. Jadi bukan hanya meletakkan brosur di meja Indonesia, lalu pergi, tetapi harus berada di tempat menawarkan kepada setiap pengunjung,” beber Alex Mauri.
Karena itu, Alex berharap, agar event ini jangan dijadikan sebagai alat untuk show wisata ke luar negeri, karena uang yang dipakai untuk ke luar negeri adalah uang rakyat, jadi seharusnya memberikan yang terbaik untuk rakyat di Papua. “ Seharusnya yang dikirim ke sini adalah orang-orang yang bekerja untuk mempromosikan, yang pintar bicara bahasa Inggris, bukan orang yang tidak bisa bahasa Inggris, dan ke sini hanya untuk show wisata,” tandasnya.
Namun pada dua hari terakhir, beruntung ada kunjungan dari mahasiswa-mahasiswa Papua yang kuliah di Jerman ke stand Papua, sehingga dengan kehadiran mereka, stand Papua menjadi ramai, karena mereka mampu menarik pengunjung, membagi brosur dan menjelaskan kepada para pengunjung tentang bagaimana potensi yang ada di Papua. Hal ini terjadi, karena mereka mempunyai kemampuan komunikasi bahasa Inggris yang baik, sehingga sangat membantu Werner melayani para pengunjung yang membludak ke stand Papua milik DR. Werner ini, meskipun mereka tidak dibayar, karena melakukannya dengan sukarela. “ Ini luar biasa, seharusnya mereka yang dimanfaatkan, ketimbang mendatangkan puluhan orang dari Papua, hanya menghabiskan uang saja,” tandas Maximus Tipagau dari Adventure Cartenz Indonesia.
Alex mengingatkan, bahwa event ini memiliki nilai yang sangat strategis bagi semua perusahaan penerbangan, perusahaan perhotelan dan perusahaan travelling, karena melalui Ivent inilah bisa melahirkan kesepakatan-kesepakatan antara beberapa perusahaan tours dan travelling dengan perusahaan perhotelan ataupun perusahaan penerbangan, karena itu, penting bagi Pemerintah daerah untuk menjalin kerjasama dengan Perusahaan travelling, agar mampu mendatangkan wisawatan manca negara, sehingga pendapatan asli daerah (PAD) juga meningkat melalui sektor Pariwisata ini. ( Bersambung)



Comments
Post a Comment