Skip to main content

Hermus Indou dari Penggembala Sapi Menjadi Bupati

Tak ada yang menduga ketika seorang penggembala sapi bahkan pembantu penjual pisang goreng dan penjual es lilin di sekolah, kini menjadi seorang Bupati? Ya, dialah Hermus Indou, yang saat ini menjadi Bupati Kabupaten Manokwari periode 2021-2024.  “Saat masih kecil dulu, saya menjadi penggembala sapi, juga menjadi tukang pegang termos air panas dari penjual pisang goreng yang menjual es lilin di SMP Negeri Warmare,” cerita Bupati Manokwari, Hermus Indou tentang masa kecilnya.  Tak hanya itu, ketika duduk di bangku Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Manokwari, Hermus Indou menjadi pesuruh dari teman-teman sekolahnya untuk membeli sesuatu di luar sekolah. “Saya biasa disuruh teman-teman untuk beli pisang goreng. Setelah beli pisang goreng itu, saya juga dapat jatah, sehingga bisa makan pisang goreng juga,” kenangnya. Hal ini dilakukan Hermus Indou muda, agar dirinya tidak kelaparan di sekolah. Karena pada masa itu, adalah masa-masa yang sangat sulit baginya untuk mendapatkan ua...

Sepakbola Manokwari Harus Digairahkan, Perseman Harus Kembali Bangkit

“ Dari Pemilihan Pengurus Komunitas Peduli Sepakbola Manokwari”

Para mantan pemain Perseman yang tergabung dalam Komunitas Peduli Sepakbola Manokwari.


Manokwari,-
Sejumlah legenda Perseman Manokwari, seperti Yunias Muray, Piet Hein Suabey, Welem Mara dan Piton Wabia bahkan hadir pula mantan pemain Timnas Aples G Tecuari, berharap semua mantan pemain Perseman harus bersatu untuk mengembalikan kejayaan Perseman. Hal itu terungkap saat musyawarah pemilihan pengurus Komunitas Peduli Sepakbola Manokwari di Pantai Petrus Kafiar Manokwari, Minggu(11/10/2020).

“Kami waktu itu tidak pikir uang, keinginan kami waktu itu yang dipimpin Leo Kapisa (Alm) adalah harus  bisa pegang Tugu Monas dan menginjakan kaki di Stadion Gelora Senayan Jakarta,” kata Yunias Muray, libero sekaligus Kapten Tim Perseman Manokwari di Tahun 1980-an itu,  ketika memberikan sambutan sesaat sebelum pemilihan pengurus Komunitas Peduli Sepakbola Manokwari.


Namun Yunias yang juga termasuk dalam tim pelatih sepakbola wanita PON Papua Barat 2021 bersama Aples G Tecuari dan Isak Aibesa ini mengakui, semangat dan daya juang yang dimiliki saat itu berbeda dengan saat ini. Orientasinya bukan lagi pada semangat kedaerahan dan jati diri anak-anak Papua, tapi lebih kepada kepentingan politik dan bisnis. Sehingga menyebabkan rusaknya sendi-sendi Persepakbolaan di Kota Injil Manokwari.

“Tahun 80-an, satu-satunya tim yang mewakili Kabupaten ke tingkat nasional itu hanya Perseman, tim lainnya itu mewakili Provinsi. Persipura saja di bawah Perseman. Tapi sekarang lain,” tandas Yunias Muray.



Yunias sangat kuatir jika keadaan seperti ini tidak segera pulih, maka korbannya adalah anak-anak generasi muda Manokwari. “ Anak-anak yang latihan di SSB nanti mereka mau ke mana? Pemain-pemain bertalenta bola yang luar biasa ini mau salurkan prestasinya di mana? Mari kamu yang muda-muda ini melalui komunitas ini angkat kembali kejayaan Perseman,” tandas Ayah dari John Muray, mantan pelari nasional Indonesia ini.

Senada dengan itu, Piet Hein Suabey juga berharap komunitas ini bisa membantu kembalikan gairah sepakbola di Tanah Peradaban orang Papua ini. Piet sangat menyayangkan kepemimpinan dalam managemen Perseman yang tidak membaik dari waktu ke waktu. Ia berharap segera dievaluasi, sehingga Sepakbola Manokwari bisa segera kembali ke jalurnya.


Ketua terpilih, Louis Rumaikewi berjanji akan merangkul semua pihak untuk mendiskusikan langkah-langkah yang tepat dan cepat untuk menggairahkan kembali Sepakbola di Kota Manokwari. Meski Louis sadar itu tidak mudah, sehingga dirinya sangat berharap dukungan para senior. Sebagai komunitas yang baru, ia dan teman-temannya sementara akan focus pada kegiatan yang menjalin keakraban antar pelaku sepakbola.” Nanti sambil jalan, kita komunikasikan dengan abang-abang yang lain terkait Perseman,” ujarnya.

Meski demikian, Louis selalu mengingatkan, bahwa Komunitas ini tidak bicara politik, tapi komunitas ini adalah wadah berkomunikasi pelaku-pelaku sepakbola di  Manokwari untuk mencari keringat, manjaga kebugaran dan wadah silatuhrahmi. Tapi Komunitas ini juga, kata Louis, akan tetap mempromosikan nama daerah dan Perseman. Promosinya akan dilakukan dalam bentuk apa saja, namun pada intinya adalah menggelorakan semangat bermain sepakbola di Kota Manokwari.

“ Kalau kami jalan salah, kaka-kaka bisa tegur kami. Kami akan sangat menghargai itu, karena itu untuk kebaikan kita bersama dan untuk kebaikan komunitas ini,” tandasnya.

Louis juga memaparkan program kerjanya di dua bulan terakhir sebelum mengakhiri tahun 2020 ini, diantaranya, mengurus akta notaris komunitas,  merampungkan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga, bersilatuhrahmi dengan para sahabat di Ransiki dan Wondama dan Natal bersama di Bulan Desember.” Mohon doa dan dukungannya, semoga rencana ini bisa berjalan dengan baik, sebagai awal atau pemanasan menuju program kerja Tahun 2021,” jelas mantan Pemain Perseman era tahun 2000-an ini.


Sekadar diketahui, dari hasil pemilihan pengurus Komunitas Peduli Sepakbola Manokwari yang dihadiri 26 mantan pemain Perseman dan praktisi sepakbola, terpilih Louis Rumaikewi sebagai ketua, Alberth Yomo sebagai sekretaris dan Ferry Hurulean sebagai bendahara serta lima koordinator bidang. Pengurus terpilih ini langsung dilantik oleh tiga senior Perseman ditandai dengan penyerahan draft dokumen AD/ART Komunitas. Di dalam kepengurusan ini juga ada dewan Pelindung, penasehat dan Pembina, yang akan diisi oleh para senior Perseman dan para sesepuh Pemerhati Sepakbola di Kota Manokwari.(ab)

 

Comments

Popular posts from this blog

Hermus Indou dari Penggembala Sapi Menjadi Bupati

Tak ada yang menduga ketika seorang penggembala sapi bahkan pembantu penjual pisang goreng dan penjual es lilin di sekolah, kini menjadi seorang Bupati? Ya, dialah Hermus Indou, yang saat ini menjadi Bupati Kabupaten Manokwari periode 2021-2024.  “Saat masih kecil dulu, saya menjadi penggembala sapi, juga menjadi tukang pegang termos air panas dari penjual pisang goreng yang menjual es lilin di SMP Negeri Warmare,” cerita Bupati Manokwari, Hermus Indou tentang masa kecilnya.  Tak hanya itu, ketika duduk di bangku Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Manokwari, Hermus Indou menjadi pesuruh dari teman-teman sekolahnya untuk membeli sesuatu di luar sekolah. “Saya biasa disuruh teman-teman untuk beli pisang goreng. Setelah beli pisang goreng itu, saya juga dapat jatah, sehingga bisa makan pisang goreng juga,” kenangnya. Hal ini dilakukan Hermus Indou muda, agar dirinya tidak kelaparan di sekolah. Karena pada masa itu, adalah masa-masa yang sangat sulit baginya untuk mendapatkan ua...

Yang Tercecer Dari Pameran Pariwisata Internasional di Berlin- Jerman ( Bagian-3)

Tim Tari asal pegunungan bintang yang dikenal dengan sebutan Murop Tabib, benar-benar membuat kejutan di stand Indonesia pada pembukaan pameran Pariwisata Internasional ITB-Berlin. Pukulan tifa, alunan suara yang khas serta tarian dari 10 penarinya, sekejap membuat hidup suasana di stand Indonesia, karena semua mata pengunjung yang berada disekitarnya mencari dan berdesak-desakkan untuk menyaksikan tarian ini. Laporan : Alberth Yomo- Berlin Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Indonesia, yang diwakili oleh Director of Internasional Tourism Promotion Kementrian Kebudayaan dan Pariwisata Indonesia, Nia Niscaya, mengaku kaget tapi juga merasakan kebahagiaan yang luar biasa, setelah melihat tarian adat yang dipersembahkan oleh para penari asal Pegunungan Bintang Papua, pada pembukaan  pameran Pariwisata Internasional ITB Berlin, yang berlangsung di Berlin, Jerman, Rabu(7/3)lalu. “ Ini surprise, saya tidak menduga Papua bisa hadir dalam iven sebesar ini, apalagi bisa menampilkan tarian ada...

Peran Multimedia dalam Mensosialisasikan Kebijakan Pembangunan Berkelanjutan di Papua Barat

Provinsi Papua Barat dijuluki sebagai Provinsi Pembangunan Berkelanjutan. Gagasan ini lahir untuk melindungi dan mengelola alam secara berkelanjutan sebagai modal dasar pembangunan guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat Papua Barat. Agar gagasan ini memiliki legitimasi dan dapat diimplementasikan maka Pemerintah menerbitkan Peraturan Daerah Khusus ( Perdasus ) Nomor 10 Tahun 2019 Tentang Pembangunan Berkelanjutan di Provinsi Papua Barat. Pembangunan Berkelanjutan di Provinsi Papua Barat bukan sekedar julukan dan gagasan semata, melainkan   amanat   pasal 36 Undang-Undang Otonomi Khusus bagi Provinsi Papua Barat.   Amanat UU Otsus tersebut menyatakan bahwa pembangunan dilakukan dengan berpedoman pada prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan, kelesta r ian lingkungan, manfaat dan berkeadilan.   Selanjutnya pada pasal 38 ayat 2   lebih jauh menyatakan   bahwa   perekonomian dan pemanfaatan sumberdaya alam   harus menerapkan pinsip-prinsip kele...