Skip to main content

Posts

Hermus Indou dari Penggembala Sapi Menjadi Bupati

Tak ada yang menduga ketika seorang penggembala sapi bahkan pembantu penjual pisang goreng dan penjual es lilin di sekolah, kini menjadi seorang Bupati? Ya, dialah Hermus Indou, yang saat ini menjadi Bupati Kabupaten Manokwari periode 2021-2024.  “Saat masih kecil dulu, saya menjadi penggembala sapi, juga menjadi tukang pegang termos air panas dari penjual pisang goreng yang menjual es lilin di SMP Negeri Warmare,” cerita Bupati Manokwari, Hermus Indou tentang masa kecilnya.  Tak hanya itu, ketika duduk di bangku Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Manokwari, Hermus Indou menjadi pesuruh dari teman-teman sekolahnya untuk membeli sesuatu di luar sekolah. “Saya biasa disuruh teman-teman untuk beli pisang goreng. Setelah beli pisang goreng itu, saya juga dapat jatah, sehingga bisa makan pisang goreng juga,” kenangnya. Hal ini dilakukan Hermus Indou muda, agar dirinya tidak kelaparan di sekolah. Karena pada masa itu, adalah masa-masa yang sangat sulit baginya untuk mendapatkan uang, apala

Berkunjung ke Yordania, Israel dan Mesir – Catatan Perjalanan 2017

26 Pendeta se-Kota Jayapura, beberapa saat setelah tiba di Bandara Internasional Soekarno Hatta, Jakarta, selanjutnya pada malam hari berangkat ke Israel. "Kehilangan Bagasi dan Terpisahnya Satu Anggota Group  di Queen Alia International Airport" Pemerintah Kota Jayapura, di bawah kepemerintahan Benhur Tomi Mano,   memberikan perhatian istimewa kepada pemuka-pemuka Agama di Kota Jayapura. Perhatian istimewa itu dalam bentuk program Umroh bagi pemuka agama Islam dan Ziarah Holyland bagi pemuka Agama Kristen.   Herry Usulu, reporter RRI Jayapura yang mendapat kesempatan itu, justru memberikan tiketnya kepada saya untuk mendampingi group Ziarah Holyland ke Israel yang terdiri dari 26 Pendeta Kristen se-Kota Jayapura. Reporter senior RRI Jayapura ini memberikan tiketnya kepada saya, katanya sebagai balas jasa, karena sebelumnya saya memfasilitasi dirinya bisa menginjakkan kaki di Jerman, Luxenburg, Perancis, Belgia dan Belanda.   --------------------------------------------

Berkunjung ke Negeri Tirai Bambu - Catatan Perjalanan 2016

Direktur Renmin Tiedaobao, Wang Xiong,didampingi sejumlah pimpinan di media itu, ketika berdialog dengan delegasi PWI di Beijing, Jumat(25/11/2016) lalu.(Foto: A.Yomo) Wang Xiong  : “ S elain media cetak, perusahaan ini juga memiliki Televisi dan M edia online yang semuanya dikelola secara professional” Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), selama satu minggu (25 November – 1 Desember ) Tahun 2016 , melakukan kunjungan ke beberapa kota besar di Negara Republik Rakyat China(RRC). Apa saja yang dilakukan delegasi PWI di Negeri Tirai Bambu ini? Saya akan berbagi ceritanya... Jumat(25/11), Pukul 5.30 Waktu Beijing atau pukul 6.30 WIT, Pesawat Garuda dengan nomor penerbangan GA 890, mendarat dengan mulus di Beijing Capital Airport. Dalam pesawat jenis air bus milik PT.Garuda Indonesia itu,   turut   serta sembilan orang delegasi PWI, yakni Ketua Bidang Luar Negeri   PWI, Teguh Santosa, Ketua PWI Jawa Timur Akhmad Munir, Sekretaris PWI Papua Alberth Yomo, Ketua PWI Kalimantan Selatan F

Sepakbola Manokwari Harus Digairahkan, Perseman Harus Kembali Bangkit

“ Dari Pemilihan Pengurus Komunitas Peduli Sepakbola Manokwari” Para mantan pemain Perseman yang tergabung dalam Komunitas Peduli Sepakbola Manokwari. Manokwari,- Sejumlah legenda Perseman Manokwari, seperti Yunias Muray, Piet Hein Suabey, Welem Mara dan Piton Wabia bahkan hadir pula mantan pemain Timnas Aples G Tecuari, berharap semua mantan pemain Perseman harus bersatu untuk mengembalikan kejayaan Perseman. Hal itu terungkap saat musyawarah pemilihan pengurus Komunitas Peduli Sepakbola Manokwari di Pantai Petrus Kafiar Manokwari, Minggu(11/10/2020). “Kami waktu itu tidak pikir uang, keinginan kami waktu itu yang dipimpin Leo Kapisa (Alm) adalah harus   bisa pegang Tugu Monas dan menginjakan kaki di Stadion Gelora Senayan Jakarta,” kata Yunias Muray, libero sekaligus Kapten Tim Perseman Manokwari di Tahun 1980-an itu,   ketika memberikan sambutan sesaat sebelum pemilihan pengurus Komunitas Peduli Sepakbola Manokwari. Namun Yunias yang juga termasuk dalam tim pelatih sepakbola

Ingin Sepakbola di Manokwari Kembali Bergairah, Perseman All Star Berkumpul di Borarsi

Manokwari,- Sepakbola di Tanah Papua sebenarnya bukan hanya bicara soal kebugaran, bukan soal prestasi, bukan soal sejarah, bukan soal uang dan bukan soal ketenaran. Tapi bicara sepakbola di Tanah Papua adalah bicara soal identitas, jati diri dan harga diri anak-anak yang lahir di Tanah Papua. Karena itu, ketika gema sepakbola sudah tidak terdengar lagi dalam beberapa tahun di Kota Manokwari, tempat kelahiran salah satu bintang sepakbola  Papua dan Nasional Adolof Kabo, orang sejagat Manokwari Raya bertanya-tanya, ada apa dengan Perseman? kenapa sepakbolanya tak terdengar lagi? kemana orang-orang yang mengurus sepakbola di Manokwari? dan berbagai pertanyaan lainnya. Hal ini kemudian mengusik dan sangat mengganggu telinga mantan-mantan pemain Perseman Manokwari. Melalui Paulus Krey, Elisa Anderi, Ferry Hurulean, Marchell Brian Rumaikewi dan sejumlah mantan pemain Perseman, kemudian menginisiasi pertemuan kecil di pinggir lapangan Borarsi Manokwari, kemudian berlanjut pada pertemuan di p